Plagiarism Policy
Kebijakan Plagiarisme
Panembahan: Jurnal Sejarah dan Budaya merupakan jurnal peer-review, tersedia dalam bentuk online, dan diterbitkan dua kali setahun. Pernyataan ini menjelaskan perilaku etis semua pihak yang terlibat dalam tindakan penerbitan artikel di jurnal ini, termasuk penulis, pemimpin redaksi, Dewan Redaksi, peer-reviewer, dan penerbit (A-Empat). Pernyataan ini didasarkan pada Pedoman Praktik Terbaik COPE untuk Editor Jurnal..
Pemeriksa Plagiarisme
Artikel yang dapat ditinjau oleh dewan redaksi setelah melengkapi lampiran pemeriksa plagiarisme dan menyatakan bahwa artikel tersebut minimal 75% asli menggunakan alat pemeriksa [Turnitin, Plagiarism, dan Grammarly [Turnitin, Plagiarism, dan Grammarly].
Panembahan: Jurnal Sejarah dan Budaya, sebagai jurnal yang disegani, ingin memastikan bahwa semua penulis berhati-hati dan mematuhi standar integritas akademis nasional/regional/internasional, khususnya dalam masalah plagiarisme..
Plagiarisme terjadi ketika seorang penulis mengambil ide, informasi, atau kata-kata dari sumber lain tanpa menyebutkan sumbernya dengan benar. Bahkan ketika hal itu terjadi tanpa sengaja, plagiarisme tetap merupakan pelanggaran akademis yang serius, dan tidak dapat diterima dalam publikasi akademis internasional.
Ketika penulis mengetahui informasi tertentu (nama, tanggal, tempat, nomor statistik, atau informasi terperinci lainnya) dari sumber tertentu, kutipan diperlukan. (Ini hanya dimaafkan dalam kasus pengetahuan umum, di mana data tersedia di lebih dari lima sumber atau merupakan pengetahuan umum, misalnya, fakta bahwa Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia.)
Ketika penulis mengambil ide dari penulis lain, kutipan diperlukan—bahkan jika penulis kemudian mengembangkan ide tersebut lebih lanjut. Ini mungkin berupa ide tentang cara menafsirkan data, baik metodologi apa yang digunakan atau kesimpulan apa yang harus diambil. Bisa berupa ide tentang perkembangan luas di suatu bidang atau informasi umum. Apa pun idenya, penulis harus mencantumkan sumbernya. Dalam kasus di mana penulis mengembangkan ide lebih lanjut, tetap perlu mencantumkan sumber asli ide tersebut, dan kemudian dalam kalimat berikutnya penulis dapat menjelaskan idenya yang lebih berkembang.
Jika penulis mengambil kata-kata dari penulis lain, kutipan dan tanda kutip diperlukan. Jika empat kata atau lebih yang berurutan identik dengan sumber yang telah dibaca penulis, penulis harus menggunakan tanda kutip untuk menunjukkan penggunaan kata-kata asli penulis lain; kutipan saja tidak lagi cukup.
Panembahan: Jurnal Sejarah dan Budaya mengambil integritas akademik dengan sangat serius, dan para editor berhak untuk membatalkan penerimaan dari sebuah makalah yang ditemukan melanggar standar yang ditetapkan di atas. Untuk informasi lebih lanjut, calon penulis dapat menghubungi kantor editorial di panembahan@uinbanten.ac.id.