Invisibilitas Kolonial

Penulis: Asep Yusup Hudayat
Halaman: vi + 175
Ukuran: 14,8 x 21 cm
Harga: Rp. 75.000

 

Buku ini membahas isu kolonialisme di balik wacana spektral dan feodal dalam novel Sunda realis yang lahir pada masa kolonial Hindia Belanda. Pada bagian awal, ditujukan bekerjanya prinsip realisme dalam novel realis yang merepresentasikan realitas masa kolonial. Dalam bab-bab awal, pembaca akan diajak untuk memahami secara singkat akar historis dan teoritis dari realisme, serta bagaimana realisme ini berkembang sebagai respons terhadap perubahan sosial-politik di Eropa pada abad ke-19. Pembahasan ini menjadi penting sebagai fondasi untuk memahami bagaimana realisme diekspor ke wilayah-wilayah koloni dan diadaptasi untuk mendukung proyek kolonialisme, khususnya di Hindia Belanda.

Lebih jauhnya, uraian dalam buku ini ditujukan untuk melihat pula bekerjanya prinsip pengawasan melalui mekanisme penglihatan dalam tataran tekstual karya dan konteksnya terkait realitas pengawasan. Dengan menerapkan konsep panopticon, pengawasan dan ancaman kolonial dapat diungkap melalui pembongkaran makna invisibilitas di balik narasi realistis. Gagasan panopticon ini cukup efektif digunakan untuk melihat wacana kolonial dalam dua novel Sunda karya Moh. Ambri yang lahir pada masa kolonial Hindia Belanda.

Konsep panopticon digunakan untuk melihat struktur pengawasan di mana penguasa bisa melihat tanpa terlihat, dan yang diawasi tidak pernah tahu kapan ia sedang diawasi. Konsep tersebut menjadi kunci penting dalam memahami logika kekuasaan kolonial. Buku ini menunjukkan bahwa dalam struktur kolonial yang direpresentasikan dalam novel Sunda realis tersebut, panopticon hadir dalam bentuk wacana spektral, sistem administratif, hingga struktur sosial yang menanamkan rasa diawasi dalam diri subjek kolonial. Dalam situasi ini, realisme memainkan peran ganda: sebagai alat untuk mengingat dunia kolonial dan sekaligus sebagai mekanisme internalisasi pengawasan itu sendiri. Namun dekimian, Moh. Ambri mengontruksi realitas kolonial dengan mengalihkan wacana kolonialisme ke wacana spektral dan feodal dalam kedua karyanya karena tekanan kekuasaan kolonial.

Moh. Ambri sebagai pengarang realis menggunakan cara-cara halus dan tersembunyi untuk membebaskan diri dari tekanan itu. Ia menciptakan pengalihan dan penyembunyian realitas kolonial. Ia mengungkap sisi lain dari kolonialisme yang tidak bisa dijelaskan secara literal. Isu spektral dan feodal yang diangkat dalam kedua karyanya menjadi alegori dari dunia kolonial, di mana hubungan antara penguasa dan yang dikuasai tidak pernah setara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *