Simbolisme Islam di Ranah Publik Tinjauan Antropologi Hukum Islam di Rumah Sakit

Buku ini mengkaji konstruksi fenomena simbolisme jilbab di ruang publik khususnya bagi paramedis rumah sakit milik pemerintah yang bukan berbasis Islam di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati. Temuan buku ini “penggunaan simbol agama berupa jilbab di ruang publik tidak selalu berbanding lurus dengan kesadaran pemahaman agama bagi paramedis yang merupakan kalangan muslimah perkotaan.”

Buku ini mendukung pendapat Fadwa El Guindi (1999) dan Suzanne Brenner (1996) yang mengungkapkan bahwa konteks jilbab bersifat multidimensi sebagai model komunikasi yang dibangun dari pengetahuan lintas budaya, lintas agama, dan lintas jender. Serta para perempuan pemakai jilbab sendiri memutuskan untuk mengubah pakaian mereka sebagai proses kesadaran diri dan rekonstruksi diri. Buku ini tidak sependapat dengan Robert W. Hefner (2000) yang menuliskan bahwa jilbab adalah penanda luar dari proses Islamisasi yang berlangsung secara mendalam, yang sedang melanda masyarakat Indonesia sekarang ini.

Buku ini membuktikan bahwa simbolisme agama berupa jilbab di ruang publik di RSUP Fatmawati tidak dilandasi kesadaran pemahaman agama pemakainya secara mendalam. Temuan buku motivasi paramedis berjilbab di RSUD Fatmawati diantaranya karena; 1) Kesadaran religiusitas; 2) Dorongan keluarga; 3) Pengaruh lingkungan sosial; 4) Kesadaran diri; dan 5) Mengikuti tren. Sebagian besar motivasi berjilbab paramedis di rumah sakit tidak karena kesadaran religiusitas atau agama melainkan karena faktor lainnya yang cenderung bersifat eksternal. Di samping itu, terdapat juga perbedaan mendasar antara motivasi dari paramedis yang berusia muda dan tua. Ketika anak muda memakai jilbab sebagian besar karena termotivasi tren fashion jilbab yang lagi berkembang akibat pengaruh modernitas. Selain itu sebagian diantaranya justru karena faktor penegasan identitas dan jatih diri. Sedangkan bagi kalangan tua, kesadaran berjilbab lebih karena faktor usia dan berkeinginan agar kehidupan akhir ḥusn al-khātimah.

Metode buku kualitatif pendekatan antropologi dan sosiologi digunakan sebagai landasan pikir dalam buku ini. Sedangkan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer pada prinsipnya dikumpulkan dengan memakai teknik wawancara mendalam (in-dept interview), observasi (observation) langsung dan kajian data tertulis yang diperoleh dari berbagai dokumen yang relevan dengan tujuan buku. Data sekunder digali dari berbagai sumber, termasuk dokumen, laporan, publikasi akademis, majalah, dan surat kabar baik cetak mapun online. Data sekunder tersebut dikumpulkan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui wawacara dan observasi, dan menjadi tambahan informasi dalam memformulasikan pertanyaan serta membuka jalan bagi upaya-upaya penambahan data.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *