Dimensi Radikalisme dalam Penafsiran Ibn Taimiyah

Buku ini mengkaji tentang dimensi radikalisme dalam penafsiran Ibn Taimiyah. Kajian ini memahami penafsiran Ibn Taimiyah adalah tekstualis lunak (soft textualism) dalam persoalan ideologi, berbasis salaf, dengan slogan kembali kepada al-Quran dan Sunnah. Penafsirannya tidak terlepas dari sisi kepribadian dan sisi historisnya (ideologi, politik, sosial, dan budaya). Tinjauan ini sebagai bentuk klarifikasi pemahaman para jihadis yang mendasarkan amaliah mereka dengan dalil Ibn Taimiyah pada peperangan Muslim dengan bangsa Mongol, dan konsep bom bunuh diri dengan melakukan penyerangan ke Da>r al-Silm. Kekeliruan kelompok jihadis tersebut terdapat pada perluasan makna jihad dan qita>l dalam melakukan amaliahnya, yang seharusnya jihad berbentuk defensif bukan ofensif. Semakin kuat pemahaman tafsir eksklusif dan tekstual, maka semakin jauh dari sikap moderat. Hasil penelusuran ini sependapat dengan Nasaruddin Umar (2014), Jamhari (2004), Yahya Michot (2011), Jon Hoover (2012), terkait dengan Ibn Taimiyah dianggap sebagai inspirasi dan penggunaan serampangan atas penafsiran Ibn Taimiyah oleh para kelompok jihadis. Sebalikny, tidak sependapat dengan Natalie Goldstein (2010) dan Kholilulrahman (2018), pada persoalan Ibn Taimiyah sangat radikal dan memecah belah kaum Muslimin. Jenis kajian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan ilmu tafsir dan Hermeneutika filosofis-historis. Referensi yang digunakan dalam bentuk buku dan artikel yang relevan dijadikan sebagai sumber sekunder, dan wawancara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *