Konstelasi Politik: Eksistensi Feminisme, Islam dan Demokrasi Perempuan di Banda Aceh dan Padang

Penulis: Inda Kartika
Halaman: xii + 224
Ukuran: 15,5 x 23 cm
Harga: Rp. 107.500

 

Feminisme adalah pemikiran yang kedudukannya setara dengan ideologi besar lainnya yang telah dianut oleh banyak orang di berbagai belahan dunia.   Sebagaimana ideologi lainnya, feminisme berkembang menempati ruang perdebatan, yang digunakan untuk membentuk dan menata peradaban bangsa. Disertasi ini bertujuan untuk menggali pemahaman feminisme perempuan muslim yang berada di wilayah lokal. Pertanyaan utama buku ini bagaimana sebagian kalangan terpelajar dari muslim perempuan di Banda Aceh dan Padang menerima feminisme Barat dan menggunakannya dalam aktivisme sosial politik mereka?

Pada temuan UN Women dan World Economic Forum (WEF), pencapaian kesetaraan gender berpengaruh pada pembangunan, namun untuk mencapai kesetaraan bahkan keadilan itu, negara mengabaikan pemenuhan hak terhadap perempuan. Indonesia baru mencapai kesetaraan sebesar 67% dengan ini berarti Indonesia membutuhkan 132 tahun dapat mencapai pembangunan yang berkeadilan. Tulisan ini membuktikan semakin seorang perempuan berpikir dan bertindak secara feminis, maka perempuan dapat mengatasi berbagai opresi, diskriminasi, subordinasi, marjinalisasi dan kekerasan seksual yang kerap menjadi rintangan perempuan turut berpartisipasi dalam pembangunan.

Buku ini menyimpulkan bahwa perempuan yang berjuang sebagai aktivis atau akademisi yang terlibat dalam gerakan feminisme dan melakukan kerjasama dengan pemerintah maka akan dapat membuat perubahan politik. Hal ini sejalan dengan Marian Sawer (2014) dan Gun Hedlund (2012). Buku ini tidak melihat bahwa perempuan sebagai agen namun ideologi yang dipahami menjadi pilihan untuk mengubah kebijakan yang bias dalam pemerintahan, Islam dan adat. Hal tersebut dalam Rachel Rinaldo, dijelaskannya melalui bentuk kemampuan perorangan sebagai agen perubahan. Buku ini tidak menemukan bahwa kolonialisasi, pengalaman Barat sebagai ideologi transnasional yang tidak sejalan dengan perempuan di tingkat regional atau lokal Indonesia, sebagaimana penelitian. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan analisa interseksional dan pendekatan etnografi untuk menghasilkan pengetahuan baru dari pengalaman perempuan dari dua kota berbeda yakni Banda Aceh dan Padang. Data dipaparkan melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *