Penulis: Badrudin
Halaman: vi + 176
Ukuran: 14.8 x 21 cm
Harga: Rp. 55.000
Dalam menafsirkan Al-Qur’an bukanlah suatu perkara yang ringan dan mudah. Demikian ini karena ia memerlukan persyaratan-persyaratan yang ketat melalui proses penguasaan berbagai ilmu alat sehingga seseorang layak menafsirkan Kitab Suci Al-Qur’an. Penguasaan ilmu alat saja tidak cukup, apabila mufassir tidak memahami metode penafsiran. Ketidaktahuan akan metode ini akan menyebabkan kesulitan seorang mufassir dalam menafsirkan Al-Qur’an, bahkan cenderung pada kesalahan.
Para penafsir Kitab Suci Al-Qur’an berusaha untuk menaati rambu-rambu yang menjadi patokan dasar dalam menginterpretasikannya. Akan tetapi realitanya kesalahan penafsiran pun masih mungkin terjadi. Untuk itu, sangat diperlukan ketelitian dan kehati-hatian seorang mufassir dalam memahami Al-Qur’an sehingga menghasilkan penafsiran yang benar atau mendekati benar.
Posisi teks Al-Qur’an dan mufassir sebagai objek dan subjek sekaligus. Metode pendekatan interpretasi praktisnya bersifat interdisipliner, hermeneutik, linguistik, sosiologis, antropologis, historis, paham setting sosial, semantik dan holistic universal sesuai dengan coraknya yang berbeda-beda. Validitas penafsiran pada era modern-kontemporer cenderung didasarkan pada pertama coherence, antara hasil penafsiran dengan proposisi-proposisi yang dibangun sebelumnya; kedua: corresprondent, sesuai dengan fakta empiris; ketiga pragmatism, solutif dan sesuai dengan kepentingan transformasi umat. Karakteristik penafsiran pada era ini bersifat kritis, transformatif, dan non-ideologis. Tujuan penafsirannya dalam rangka transformasi dan perubahan, tidak hanya mengungkap makna (meaning), tetapi juga maghza (significance).