Berebut Hegemoni di Selat Malaka: Peran Usmani dalam Konflik Militer Aceh-Portugis Tahun 1562 -1640 M

Penulis: Dr. Lukman Hakim, M.A.
Halaman: xiv + 368
Ukuran: 15 x 22 cm
Harga: Rp. 120.000

Hingga tahun 1562, Aceh terlihat beberapa kali terlibat konflik dengan Portugis. Konflik yang panjang ini membuat Kerajaan Aceh melakukan alignment dengan Kerajaan Usmani sebagai representasi kerajaan besar saat itu yang berpusat di Istanbul. Di sisi lain, Kerajaan Usmani juga mengalami nasib yang sama; kerajaan ini terlihat beberapa kali pula melawan hegemoni Portugis di sepanjang pantai Laut Hindia. Konflik antara Aceh- Portugis dan Usmani-Portugis ditemukan di banyak sumber Aceh, Melayu, Usmani (Turki), Portugis, dan Eropa lainnya. Tokoh Portugis seperti Mendez Pinto, Faria de Sousa, Diego Couto, Barros, Barbossa, Xavier dan Beaulieu (Prancis), Peter Mundy, James Lancester, John Davis (Inggris) menceritakan banyak tentang kerajaan-kerajaan tersebut di atas, selain itu arsip Usmani dan manuskrip Aceh / Melayu.

Di antara beberapa pakar yang membahas seputar kajian hubungan militer Kerajaan Aceh dan Usmani ini adalah Arun Dasgupta, Denys Lombard, Antony Reid, Salih Ozbaran, Jorge Santos Alves, Azyumardi Azra, Amirul Hadi, Giacarlo Casale, Inggrid S. Mirtasing, dan Pierre-Yves Manguin. Penelitian yang telah mereka lakukan setidaknya telah membuktikan bahwa kontestasi hegemoni politik dan kekuasaan khususnya di selat Malaka telah terjadi. Namun demikian, pembahasan mendalam seputar hubungan kedua kerajaan Islam tersebut perlu dilakukan dalam rangka mendapatkan gambaran yang komprehensif.

Untuk menguak hubungan antara kedua kerajaan di atas, penulis menggunakan pendekatan sejarah. Penelitian sejarah memiliki empat bagian yang urgen; pertama, heuristik (seni mencari referensi), kedua, verifikasi (kritik sumber), ketiga interpretasi (analisis isi) dan keempat historiografi. Historiografi adalah rekonstruksi imajinatif tentang masa lalu dari data yang diperoleh melalui pengujian dan analisis yang kritis yang ditulis dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah. Di sisi lain, untuk merekonstruksi kajian hubungan Aceh-Usmani, digunakan pula teori alignment; sebuah teori yang umum dilakukan dalam kajian hubungan internasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *