Kajian Stilistika atas Pemaknaan Tasawuf dalam Nahw al-Qulub Karya al-Qushayri

Abu al-Qasim al-Qushayri merupakan salah satu tokoh sufi yang mempelopori pemaknaan kaidah-kaidah nahwu secara sufistik melalui karyanya Nahw al-Qulub yang disusun dengan menggunakan gaya bahasa yang khas dan bernuansa estetik. Penelitian ini mengungkap bentuk-bentuk gaya bahasa Nahw al-Qulub yang mengimplikasikan estetika. Kedua, penelitian ini juga mengungkap efek makna yang terimplikasi dari bentuk-bentuk gaya bahasa tersebut.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan stilistika. Yakni teori yang mengkaji tentang gaya bahasa pada sebuah teks, khususnya pada tiga level analisis berupa morfologi, sintaksis, dan imagery. Sumber data penelitian ini adalah teks Nahw al-Qulub al-Kabir karya al-Qushayri. Selanjutnya, data tersebut dianalisa dengan menggunakan model analisis data Miles dan Huberman berupa empat langkah analisis data. Yakni mengumpulkan data (data collections), menyajikan data (data displays), mereduksi data (data reductions), dan mengambil simpulan analisis (overview of conlclusions).

Penelitian ini membuktikan bahwa bentuk-bentuk gaya bahasa yang digunakan al-Qushayri dalam mengkonstruksi Nahw al-Qulub bervariasi dan penuh kreatifitas. Gaya bahasa al-Qushyari secara umum ditampilkan dengan mentransformasikan istilah nah}wu ke dalam bingkai sufistik. Kreatifitas gaya bahasa pada konstruksi level morfologi ditampilkan melalui pemilihan kata yang khas, pemilihan bentuk kata melalui wazan-wazan tertentu, dan perpindahan dari satu bentuk kata ke bentuk lain. Pada tataran sintaksis terdapat pola-pola kalimat yang tak lazim seperti taqdim ma haqqahu al-ta’khir, dan tingginya intensitas penggunaan ma mausul sebagai khabar. Pada level imagery, al-Qushyari banyak menggunakan pola-pola isti’arah, tashbih, kinayah, saja’, iqtibas, dan tauriyyah. Efek makna yang ditimbulkan dari penggunaan gaya bahasa tersebut menunjukan eksplorasi atas ajaran sufistik meliputi takhalli, tahalli, tajalli, ma’rifat, maqam jama’ dan farq, serta pendidikan akhlak tasawuf. Penelitian ini mendukung penelitian Faez Alshare (2012), Syahrizal Mahpol (2017), dan Lukman Sumarna (2019) yang menilai bahwa Nahw al-Qulub merupakan sebuah karya yang mengimplikasikan ajaran-ajaran sufistik di dalamnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *